Senin, 13 Juni 2016

13 juni 1944, V-1, peluru kendali / Rudal pertama di dunia yang dimiliki NAZI digunakan saat perang dunia ke 2, dan dijatuhkan di London Inggris.

Rudal Fieseler Fi 103 atau biasa di sebut V1 merupakan inovasi luar biasa dari bangsa jerman, karena belum terpikirkan sebelum nya untuk menciptakan bom terbang. Jerman sendiri menyebutnya Vorgeltungwaffen 1 atau Senjata Pembalas Dendam 1. Orang Inggris biasa menyebutnya dengan nama Buzz Bomb, mungkin karena ketika bom ini terbang mengeluarkan bunyi yang berisik. Senjata ini merupakan senjata rudal jelajah pertama yang dibuat operasional menggunakan mesin jet Argus As 109-014.
Pencipta nya adalah Robert Lusser dibawah komando Luftwaffe dan trial terbang perdana pada 28 Oktober 1942 di peenemunde yang merupakan daerah sangat rahasia, tempat pengembangan senjata oleh Nazi.
Target utama Rudal ini adalah Inggris yang di luncurkan dari daerah pantai Prancis dan Belanda. Serangan pertama dari rudal ini mengenai kota london pada 13 juni 1944.
Sejak 13 Juni itu, pimpinan Nazi Jerman Adolf Hitler setidaknya telah memerintahkan untuk meluncurkan 100 unit V-1. Akibat serangan ini, lebih dari 6.000 penduduk London tewas, 17.000 terluka dan ribuan gedung runtuh.
V-1 yang bentuknya seperti pesawat terbang tanpa awak diluncurkan dengan ketapel lalu melesat dengan kecepatan 350 mil/jam di ketinggian 3.000 kaki. Di mocong setiap arsenal seberat dua ton ini, termuat 2.000 pon bahan peledak. Meski ratusan pesawat Spitfire telah dikerahkan untuk memburu sejadi-jadinya, tapi sangat sedikit yang mampu menjatuhkannya di tengah jalan.
Petaka dan kengerian yang ditimbulkan V-2 lebih-kurang mirip dengan V-1.
Jerman telah meluncurkan sekitar 4.300 unit V-2 ke arah daratan Inggris, yang efek ledakannya kemudian membunuh 2.500 orang dan melukai 6.000 orang lainnya.
PM Inggris Winston Churchill dan Panglima Sekutu Dwight Eisenhower dibuat pusing menghadapi senjata yang tak pernah mereka bayangkan ini.
Mereka sempat memerintahkan upaya pencarian situs-situs peluncuran dan pemboman terukur ke sejumlah tempat yang dicurigai, yakni di wilayah Perancis. Namun, Jerman terlalu pintar untuk menyamarkan situs-situs tersebut sehinga tak mudah dikenali dari udara. Situs-situs peluncurannya pun disebar di berbagai negara, sehingga selalu memiliki kesempatan menyerang manakala situs yang lain diserang lawannya.
Hingga saat operasi Hydra dan Crossbow 1943, hasil dari observasi pengintaian juru foto udara RAF (Royal Air Force), Akhirnya situs Rudal itu ditemukan. Fasilitas dan bunker-bunker itu lalu dibombardir lewat serangkaian serangan udara pasukan Sekutu dan sebagian dirampas untuk diteliti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar