Raja harus menumpas bawahan yang sifatnya penjilat. Seorang Pangeran
itu lebih baik dibenci atau dicintai??? seorang raja tidak perlu
memiliki semua sifat baik, tetapi ia harus bisa bersikap memilikinya,
atau yang paling populer adalah; Wangsa raja yang lama harus dibunuh /
ditumpas sampai ke akar2nya jika ingin membentuk sistem kerajaan baru.
Itulah mungkin beberapa kata populernya dalam buku Il Principe (The Prince).
Orang Aktivis, Sejarawan atau politisi pasti tau siapa nih orang. Hehe..
Niccolo Machiavelli adalah diplomat dan politikus Italia, ia juga
seorang filsuf. Sebagai ahli teori, Machiavelli adalah figur utama dalam
realitas teori politik, ia sangat disegani di Eropa pada masa abad
Renaisance.
Dua bukunya yang terkenal, Discorsi sopra la prima
decadi Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan yang paling terkenal
adalah II Principe (Sang Pangeran), awalnya ditulis sebagai harapan
untuk memperbaiki kondisi pemerintahan di Italia Utara, kemudian menjadi
buku umum dalam berpolitik pada masa itu, hingga sekarang masih banyak
yang mempelajari.
Machiavelli adalah filsuf kontroversial, Ia
mengajarkan cara mempertahankan kekuasaan politik dengan tipu muslihat,
kelicikan serta kekejaman. Akibatnya ia banyak mendapat tanggapan
beragam dari hujatan hingga pujian karena keberaniannya menjelaskan
keadaan politik secara blak-blakan.
Karya-karya Machiavelli tidak
hanya di bidang politik, tetapi juga sejarah, yaitu; History of
Florence, Discourse on the First Decade of Titus Livius, a Life of
Castruccio Castrancani, dan History of the Affair of Lucca. Di bidang
kesusasteraan, dia pernah menulis suatu tiruan dari the Golden Ass of
Apuleius, the play Mandragola, serta Seven Books on the Art of War.
Tentu saja di antara karya-karyanya yang paling banyak dikenal adalah
The Prince (1932). Isu utama dalam buku ini adalah bahwa semua tujuan
dapat diusahakan untuk membangun dan melestarikan kekuasaan sebagai
tujuan akhir yang dapat dibenarkan.
Dan seburuk-buruknya tindakan
pengkhianatan adalah penguasa yang dijustifikasi oleh kejahatan dari
yang diperintah. Karya-karya Machiavelli mengakibatkan banyak pihak yang
menempatkannya sebagai salah satu pemikir brilian pada masa
renaissance, sekaligus figur yang sedikit tragis. Pemikiran Machiavelli
berkembang luas pada abad ke-16 dan ke-17 sehingga namanya selalu
diasosiasikan penuh liku-liku, kejam, serta dipenuhi keinginan rasional
yang destruktif. Tidak ada pemikir yang selalu disalahpahami dari pada
Machiavelli.
Konon; Pemimpin pemimpin diktator macam Hitler, Musollini, bahkan
sampai Stalin sering membawa buku Il Principe kemanapun, hingga ditaruh
dibawah bantal tempat tidur mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar