Selasa, 21 Juni 2016

21 juni 1527, Niccolò Machiavelli, politikus ,diplomat dan filsuf besar pada abad Renaissance dari Italia meninggal dunia.

Raja harus menumpas bawahan yang sifatnya penjilat. Seorang Pangeran itu lebih baik dibenci atau dicintai??? seorang raja tidak perlu memiliki semua sifat baik, tetapi ia harus bisa bersikap memilikinya, atau yang paling populer adalah; Wangsa raja yang lama harus dibunuh / ditumpas sampai ke akar2nya jika ingin membentuk sistem kerajaan baru. Itulah mungkin beberapa kata populernya dalam buku Il Principe (The Prince).
Orang Aktivis, Sejarawan atau politisi pasti tau siapa nih orang. Hehe..
Niccolo Machiavelli adalah diplomat dan politikus Italia, ia juga seorang filsuf. Sebagai ahli teori, Machiavelli adalah figur utama dalam realitas teori politik, ia sangat disegani di Eropa pada masa abad Renaisance.
Dua bukunya yang terkenal, Discorsi sopra la prima decadi Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan yang paling terkenal adalah II Principe (Sang Pangeran), awalnya ditulis sebagai harapan untuk memperbaiki kondisi pemerintahan di Italia Utara, kemudian menjadi buku umum dalam berpolitik pada masa itu, hingga sekarang masih banyak yang mempelajari.
Machiavelli adalah filsuf kontroversial, Ia mengajarkan cara mempertahankan kekuasaan politik dengan tipu muslihat, kelicikan serta kekejaman. Akibatnya ia banyak mendapat tanggapan beragam dari hujatan hingga pujian karena keberaniannya menjelaskan keadaan politik secara blak-blakan.
Karya-karya Machiavelli tidak hanya di bidang politik, tetapi juga sejarah, yaitu; History of Florence, Discourse on the First Decade of Titus Livius, a Life of Castruccio Castrancani, dan History of the Affair of Lucca. Di bidang kesusasteraan, dia pernah menulis suatu tiruan dari the Golden Ass of Apuleius, the play Mandragola, serta Seven Books on the Art of War.
Tentu saja di antara karya-karyanya yang paling banyak dikenal adalah The Prince (1932). Isu utama dalam buku ini adalah bahwa semua tujuan dapat diusahakan untuk membangun dan melestarikan kekuasaan sebagai tujuan akhir yang dapat dibenarkan.
Dan seburuk-buruknya tindakan pengkhianatan adalah penguasa yang dijustifikasi oleh kejahatan dari yang diperintah. Karya-karya Machiavelli mengakibatkan banyak pihak yang menempatkannya sebagai salah satu pemikir brilian pada masa renaissance, sekaligus figur yang sedikit tragis. Pemikiran Machiavelli berkembang luas pada abad ke-16 dan ke-17 sehingga namanya selalu diasosiasikan penuh liku-liku, kejam, serta dipenuhi keinginan rasional yang destruktif. Tidak ada pemikir yang selalu disalahpahami dari pada Machiavelli.
Konon; Pemimpin pemimpin diktator macam Hitler, Musollini, bahkan sampai Stalin sering membawa buku Il Principe kemanapun, hingga ditaruh dibawah bantal tempat tidur mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar